Foto: Salah seorang masyarakat dengan memakai tudung manto, menyapa turis asing. Ard
Lingga, MC – Kemampuan masyarakat berinteraksi dengan para wisatawan khusunya mancanegara, berpengaruh besar terhadap laju perkembangan pariwisata di daerah tersebut. Hal ini mulai disadari sebagian besar masyarakat desa Benan.
Desa Benan merupakan desa wisata dengan potensi bahari yang saat ini tengah menjadi fokus pembangunan destinasi wisata oleh Pemerintah kabupaten Lingga. Sebagai masyarakat yang sadar wisata, menguasai bahasa Internasional (English) akan mempermudah mereka mempromosikan potensi alam di Desa Benan.
Seperti yang disampaikan salah sorang warga desa wisata Benan, Joni. Dia mengatakan, akan sulit sekali menawawarkan cindramata karya masyarakat Benan kepada turis asing apabila masyarakat tidak mampu berbahasa Inggris.
“Kita sulit menawarkan oleh-oleh dari kampung kita kepada turis asing karena kita tidak bisa berbahasa Inggris. Turis yang datang ke tempat ini selalu memakai bahasa Inggris. Kalau kita mengerti apa yang mereka mau, pastinya akan lebih mudah,” ungkapnya beberapa waktu lalu.
Hal serupa juga disampaikan Ardiansyah, pemilik tempat usaha Big Jogger Fun Diving Benan. Telah banyak warga Benan yang meminta diajarkan berbahasa Inggris. Namun karena tidak memiliki pengalaman mengajar, ia mengaku kesulitan.
“Kita sangat senang melihat minat masyarakat yang begitu besar. Saya pribadi sangat ingin membantu mengenalkan bahasa Inggris kepada mereka, minimal dasar lah. Namun, pengalaman mengajar saya tidak ada. Basic saya bukan guru,” ungkapnya yang ditemui ditempat usahanya, beberapa waktu lalu.
Lebih lanjut, dikatakannya, untuk saat ini sudah ada 51 orang yang ingin belajar berbahasa Inggris. Minat ini tidaka hanya dari kalangan pelajar saja, namun hampir setiap lapisan masyarakat menunjukkan antusias. “Target saya, masyarakat yang tinggal di pinggiran jalan perlintasan menuju objek wisata. tapi siapa saja boleh belajar,” ungkapnya.
Dia berharap, jika ada guru yang tergerak hatinya inging mengajarkan bahasa Ingris kepada masyarakat Benan, ini akan sangat membantu perkembangan destinasi wisata Benan. Tidak hanya itu, ia menyatakan siap membantu memfasilitasi tempat belajar dan mengakomodasi guru tersebut.
“Jia ada yang tergerak hatinya ingin mengajarkan bahasa Inggris kepada masyarakat Benan, saya pasti akan bantu. Kita punya tempat belajar. Tempat tinggal juga bisa kita sediakan. Tapi kalau menyediakan gaji, kita masih belum mampu,”ungkapnya.
Sebelumnya, dia menjelaskan, ada guru yang bisa mengajar English untuk masyarakat benan. Kebetulan tempat tinggalnya di pulau Mensanak, tidak jauh dari pulau benan. Pengalaman mengajar bahasa Ingrisnya cukup baik.
“Saya sudah menawarkan untuk fasilitas selama ia mengajar dibenan kita tanggung, mulai dari akomodasi, transportasi dan konsumsinya. Tapi, untuk gaji, kita hanya mampu bayar Rp 50 ribu. Kelihatannya ia keberatan,” paparnya.
Ardiansyah yang akrab disapa mas Botak tersebut mengakui, sejak awal mendirikan tempat usaha wisata di desa Benan, ia tidak hanya semata-mata berbisnis. Namun, tujuannya juga untuk membangun desa Benan menjadi salah saru destinasi wisata yang kelak mampu bersaing serta bisa menjadi refrensi turis dari berbagai negara.
Dia juga berharap, pemerintah melalui instansi terkait dapat membantu kebutuhan masyarakat Benan tersebut. Karena, dengan menguasai bahasa Internasional maka akan lebih mudah bagi mereka mempromosian potensi pariwisata di desanya. Apalagi, saat ini Benan menjadi prioritas pembangunan pariwisata oleh pemerintah Kabupaten Lingga. (MC kab Lingga)