Daik Lingga Dibangun Rumah Tekat Tudung Manto

Diposting pada

Lingga, MC – Kelurahan Daik Kecamatan Lingga akan mendapat bantuan pembangunan Rumah Trampil Tekat Tudung Manto dan Rumah Sagu, dari pemerintah pusat pada tahun ini, kata Lurah Daik Said Asy’ari.

Asy’ari mengatakan, setelah ditetapkannya sebagai warisan budaya Indonesia pada bulan September 2015 lalu, kerajinan Tudung Manto khas Daik Lingga, mendapat perhatian serius pemerintah pusat.

“Tahun ini, kita dapat bantuan pusat. Pembangunan fasilitas Rumah Terampil Tekat Tudung Manto yang menjadi warisan budaya kita. Selain itu, kita juga dapat bantuan Rumah Sagu, yang nanti akan menjadi tempat kuliner pengolahan sagu yang menjadi komoditi pertanian di Daik Lingga,” kata Asy’ari, Kamis.

Melalui program peningkatan kesejahteraan keluarga, pemberdayaan masyarakat dan pembangunan infrastruktur ekonomi (PKKPMIE) dari Kementerian desa dan derah tertinggal, Kelurahan Daik mendapat kucuran dana sebesar Rp 600 Juta pada tahun 2015 ini.

“Untuk tahun 2015 kali ini, Kelurahan kita mendapat kucuran dana sebesar Rp 600 juta,” jelasnya.

Perhatian serius pemerintah tersebut, dia melanjutkan, bertujuan untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat, nilai ekonomi, dan membuka lapangan pekerjaan khususnya bagi pelaku seninya. Hal itu juga sejalan dengan usaha pelestarian warisan kebudayaan di Bunda Tanah Melayu.

Untuk lokasi pembangunan Rumah Terampil Tudung Manto, dari hasil musyawarah bersama masyarakat, dia mengatakan, akan dibangun di Kampung Mentok. Sedangkan Rumah Sagu, di kampung Melukap.

“Lokasi sudah kita tetapkan di Kampung Mentok. Itu mengingat, selama ini ibu-ibu rumah tangga di kampung itu, banyak yang berporofesi sebagai pengrajin. Jadi menurut kita sangat cocok jika bangunannya di sana,” kata dia.

Dijelaskan Ari lagi, Rumah Tekat Tudung Manto tersebut, nantinya akan menjadi sebuah galeri yang diisi berbagai motif dan corak, hasil tekat para pelaku seni Daik Lingga.

Sejauh ini, kerajinan Tudung Manto khas Daik, cukup populer hingga ke negara tetangga Malaysia. Saat ini, Tudung Manto juga memiliki nilai jual yang tinggi, mencapai Rp 17 juta per buah, serta kerap dijadikan salah satu item antaran perkawinan khas orang melayu.

Selain itu, bangunan yang akan segera di dirikan tersebut, juga akan menjadi pusat pelatihan bagi peminat seni tekat khususnya generasi muda, yang diharapkan mampu mempertahankan keaslian seni tekat pada Tudung Manto tersebut.

“Kita harapkan, hal ini di suport penuh pemerintah daerah dan provinsi Kepri,” paparnya lagi.

Begitu juga Rumah Sagu, yang nantinya diharapkan menjadi tempat pengolahan kuliner makanan yang berbahan baku sagu.

“Pembangunan fasilitas ini juga akan terus berlanjut, tahap demi tahapnya,” tutupnya. (MC Lingga) 

Tinggalkan Balasan