Lingga, MC – Meskipun telah ada program hidup sehat yang dicanangkan oleh pemerintah kabupaten Lingga, namun tingkat pasien penderita demam Malari dikabupaten Lingga tak pernah putus. Data yang didapat dari Rumah Sakit Umum Lapangan, Jalan Masjid Sultan Lingga No 46 Kampung Darat Daik Lingga tercatat sejak awal tahun 2014 hingga bulan November sebanyak 66 orang penderita Malaria mendapat rawat inap.
Jumlah pasien rawat inap tersebut selalu saja menjadi langganan setiap bulannya. Data tersebut tidak termasuk pasien yang menerima rawat jalan dan juga data dari Puskesmas perkecamatan yang menderita malaria.
Desi, salah seorang perawat di RSU Lapangan mengatakan, hampir setiap bulan selalu kedantangan pasien yang menderita malaria.”Hari ini memang ada pasien yang malaria rawat inap dan juga ada yang mendapat rawat jalan. Boleh dikatakan setiap bulan ada terus” paparnya, Rabu (5/11).
Selanjutnya, disampaikan Desi lagi saat ini ada 3 pasien yang masih menjalani rawat inap yakni Zikri,10, warga Senempek yang menjalani rawat inap sejak (31/10), Sabri,44, masuk tanggal (1/11) warga Serteh desa Kelumu dan Ernita, 16, warga Panggak Darat masuk (4/11).
“Ada 3 pasien yang malaria. Semalam 2 orang Linda dan Fitri sudah boleh pulang,” katanya.
Sementara itu, Kasie Keperawatan, Sarah mengatakan berdasarkan data yang ada, paseien rawat inap di RSU Lapangan Daik, karena malaria tercatat sebanyak 66 orang. Dikatakannya pasien tersebut datang dari berbagai daerah di pulau Lingga sepeti Senempek, Pancur, Tanjung Bungsu, Musai, Panggak Darat, kampung Bugis Daik dan sejumlah daerah lainnya.
“Persentase pertahun 2014 pasien malaria, di Januari ada 14 orang pasien. Februari 6 orang, Maret kosong, Bulan April 11 orang, Mei ada 4 orang, Juni 8 orang, Juli 5 orang, Agustus 7 orang, September 6, bulan Oktober 3 orang dan November baru 2 pasien yang mendapat rawat inap,” ungkapnya.
Tingginya persentase penderita malaria di Lingga ini, disampaikan Sarah untuk masalah perawatan yang dilakukan petugas RSU Lapangan, Daik Lingga tidak mengalami kendala. Dikatakannya untuk obat-obatan dan juga perawatan yang diberikan dapat dilaksanakan maksimal. Pasien penderita malaria yang mendapat rawat inap tidak sampai ada yang meninggal dunia, setelah dilakukan cek darah dan negative baru pasien diperbolehkan keluar.
Sementara dari data yang ada, dijelaskan Sarah lagi pihak RSU Lapangan setiap bulannya melaporkan kepada Puskesmas setempat.” Penanganan disini seperti oabat-obatan kita selalu ada. Kalau kurang kita laporkan ke dinkes. Dari data ini, nanti kita buat laporan dan koordinasi dengan puskesmas,” ungkapnya.
Jika dilihat dari data yang ada, untuk di Lingga penderita malaria masih sangat tinggi. Hal tersebut juga dipengaruhi oleh faktor alam Lingga yang mana masih banyak terdapat rawa yang posisinya dekat dengan pemukiman warga seperti di Sekanah, kecamatan Lingga Utara. Hal tersebut juga perlu didukung oleh program hidup sehat dari pemerintah agar dapat melakukan sosialisasi hidup sehat kepada masyarakat Lingga, sehingga pasien malaria dapat ditekan jumlahnya. (Hasbie/MC Kab. Lingga)