Lingga (Media Center) – Setelah menerbitkan buku Tepuk Tepung Tawar beberapa waktu lalu, kini LAM yang sebagai wadah pelestarian budaya Kabupaten Lingga ini kembali menerbitkan buku Kue Pengantin.
Dengan terbitnya buku tersebut, Lembaga Adat Melayu (LAM) Kabupaten Lingga menilai pentingnya mengekalkan warisan budaya, dan kearifan lokal daerah yang berjuluk Bunda Tanah Melayu.
“Tidak hanya melakukan sosialisasi langsung kepada masyarakat,kami juga melakukannya melaui tulisan dengan menerbitkan buku” kata Ketua LAM Lingga, M. Ishak. Senin (12/11)
”Kita khawatir warisan budaya dan kearifan lokal ini akan pupus, karena para ahli pembuat kue pengantin ini semakin hari akan semakin menua. Mumpung para pembuat kue ini masih ada yang sehat, dan kuat ingatannya maka kita mintai ketrampilan yang mereka miliki,” kata Ketua LAM Lingga, M. Ishak, dilansir dari Tanjungpinang Pos. Senin (12/11).
Pria yang bergelar Datok Sri, ini mengunggkapkan, melalui tulisan yang dibukukan nanti bisa dibaca dan dipelajari oleh generasi penerus di Kabupaten Lingga. Buku yang akan LAM terbitkan dapat dijadikan referensi untuk praktek langsung.
”Sesekali akan kita buatkan workshop pembuatan kue pengantin,” tambah M Ishak.
Sementara itu, penulis buku Kue Pengantin yakni Fadlillah mengatakan, saat ini buku kue pengantin sedang dalam tahap finalisasi draft untuk naik cetak.
”Sekarang kita lagi meminta masukan dan saran dari pembuat kue, tokoh masyarakat dan ahli bahasa. Tujuannya, agar buku ini nantinya mudah untuk dibaca dan difahami bahkan bisa langsung dipraktekkan, “ terang Datuk Ang, sapaan pria sang budayawan lingga ini.
Atas masukan dari beberapa pengurus LAM Lingga, buku Kue Pengantin akan di design dengan konsep yang menarik minat pembaca muda. Buku ini berisikan tutorial ini akan dibuat dengan bahasa yang lugas dan jelas.
”Sebelum Desember 2018, Buku Kue Mueh Pengantin terbit dan sampaike pembaca ,” imbuhnya.