Kostum Recycle Meriahkan Fashion Festival Lingga

Diposting pada

Foto: Salah satu kostum karnaval dari tutup botol bekas, karya pemuda Lingga. Istimewa

Lingga (MC) – Sejumlah kostum karnaval unik hasil recycle barang-barang bekas, meriahkan fashion festival yang di gelar para pemuda kreatif Lingga, di gedung Nasional Dabo Singkep, Kamis (31/12) malam.

Ajang yang digelar sempana menyambut pergantian tahun menuju 2016 itu, berhasil menyedot perhatian ratusan masyarakat dan wisatawan yang menyaksikan acara tersebut.

Evy, pengurus Asosiasi Karnaval RI (Akari) wilayah Kepri, yang sekaligus menjadi juri di ajang fashion festival tersebut, sangat mengapresiasi wujud kreatifitas yang di tunjukkan para pemuda Lingga lewat kostum unik karya mereka.

Menurut Evy, kreatifitas seperti itu memiliki nilai yang cukup luas. Selain dapat memacu bakat mereka dalam berkarya, para pemuda yang tergabung dalam Akari wilayah Kabupaten Lingga ini, juga telah berkontribusi terhadap lingkungan hidup.

Merubah barang-barang bekas yang notabennya sampah, seperti botol bekas, koran bekas, CD bekas, dan sejenisnya, menjadi sebuah kostum karnaval dengan tema-tema menarik, merupakan suatu hal yang luar biasa dan patut dibanggakan.

Hal lain yang juga patut di apresiasi, kata dia, yakni usaha para pemuda-pemuda tersebut menggelar kegiatan tanpa harus menunggu uluran tangan dari Pemerintah.

“Ini patutnya menjadi contoh bagi kita semua. Tanpa bantuan dana dari pemerintah, kita juga bisa berkontribusi bagi daerah ini,” tuturnya.

Khususnya di bidang karnaval, menurut Evy, kegiatan seperti yang diselenggarakan Akari Lingga itu, telah memberi kontribusi terhadap daya tarik wisata di daerah tersebut.

Sejatinya, agenda karnaval di sebuah daerah merupakan ajang yang selalu di tunggu-tunggu wisatawan khususnya wisman saat berkunjung ke Indonesia.

“Yang dilakukan mereka ini, bisa jadi memancing perhatian wisatawan untuk berkunjung ke Lingga,” ungkapnya.

Tidak menutup kemungkinan, apabila pemerintah daerah menjadikan ajang tersebut sebagai agenda rutin atau tahunan, yang nantinya bisa menjadi sebuah alasan wisatawan untuk datang ke Lingga.

Tentunya, dengan tetap menonjolkan sejumlah objek wisata nenarik Lingga sebagai daya tarik utamanya.

“Lingga sudah miliki daya tarik wisata alam yang luar biasa, namun tetap harus ada yang menjadi pemancing sebagai alasan wisatawan datang ke Lingga, salah satunya dengan ajang karnaval ini,” kata Evy.

Terlepas dari hal tersebut, Evy sebagai pengurus Akari Kepri berharap, para pemuda Lingga dapat terus maju dan berkembang dengan menonjolkan bakat dan kreatifitas mereka.

“Lingga bukanlah daerah yang besar dan maju seperti kota-kota besar lainnya di Indonesia. Tapi Lingga memiliki pemuda-pemuda kreatif yang tak kalah hebat dengan daerah maju itu,” tutup Evy. (Antara) 

Tinggalkan Balasan