Jelang Tradisi Mandi Safar, Dinas Kebudayaan Lingga Gelar Rapat Koordinasi

Diposting pada

Lingga (Media Center) – Demi mematangkan persiapan jelang pelaksanaan tradisi Mandi Safar yang akan digelar beberapa hari mendatang, Dinas Kebudayaan Kabupaten Lingga, menggelar rapat koordinasi pada Kamis (17/10/2019) sore.

Rapat yang dilaksanakan di Balai Adat Lembaga Adat Melayu (LAM) Kabupaten Lingga itu, dibuka langsung oleh Kepala Dinas Kebudayaan Kabupaten Lingga, Datuk M.Ishak yang sekaligus merupakan Ketua LAM Kabupaten Lingga.

Dalam rapat yang dihadiri oleh perwakilan dari sejumlah dinas terkait dan beberapa Kepala Sekolah serta Guru-Guru di Kecamatan Lingga tersebut, Datuk M. Ishak menerangkan bahwa puncak pelaksanaan tradisi mandi safar itu akan mengambil lokasi di Balai Adat LAM, berbeda dengan tahun sebelumnya yang penyelenggaraannya dipusatkan di Replika Istana Damnah.

Menurut beliau, rapat ini penting dilaksanakan mengingat bahwa dalam pelaksanaan tradisi Mandi Safar yang merupakan salah satu warisan tak benda milik Kabupaten Lingga ini, untuk pertama kalinya akan dihadiri oleh turis-turis mancanegara.

“Perlu kita matangkan persiapan dan kita evaluasi apa saja kekurangan di tahun lalu, mengingat pada pelaksanaan tahun ini akan ada peserta dari Malaysia dan Singapura yang akan hadir pada hari itu nantinya,” ungkapnya.

Beliau menjelaskan bahwa, rencana kehadiran tetamu dari luar negeri tersebut merupakan hasil kerjasama antara pihak Dinas Kebudayaan dan Dinas Pariwisata Kabupaten Lingga yang dalam hal ini oleh Raja Fahrurrazi selaku Kadis Pariwisata yang giat melakukan promosi dan menjadikan Mandi Safar sebagai salah satu agenda wisata di Kabupaten Lingga.

“Tentunya acara ini harus kita kemas dengan menarik, sehingga keinginan para pelancong untuk mengenal tradisi turun temurun negeri Bunda Tanah Melayu ini bisa membekas dan menjadi ingatan yang berkesan bagi mereka,” tambahnya.

Nantinya, seperti agenda pada tahun-tahun sebelumnya, akan diadakan pawai dan arak-arakan peserta Mandi Safar yang terdiri dari siswa-siswi sekolah yang dilanjutkan dengan jalan kaki dari pintu gerbang jalan memasuki museum, hingga sampai ke Balai Adat LAM Lingga.

“Kami mengharapkan dukungan dan kerjasama dari semua pihak untuk menyemarakkan acara ini, semoga kegiatan ini tidak hanya menjadi agenda Dinas Kebudayaan saja, namun lebih kepada menjaga tradisi, demi mewujudkan Lingga yang berbudaya,” pungkasnya.

Untuk diketahui, tradisi Mandi Safar ini merupakan salah satu tradisi Melayu yang dilaksanakan dengan cara mandi dan membersihkan diri serta bermohon kepada Allah dengan maksud untuk memohon perlindungan serta menjauhkan diri dari segala bentuk bala bencana. (RS)

Tinggalkan Balasan