Lingga (Media Center) – Rektor Institut Pertanian Bogor (IPB), Prof Herry Suhardiyanto menyatakan kesiapannya membuka pendidikan vokasi Diploma Satu (D1) di Kabupaten Lingga, guna mendukung pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) di bidang pertanian, perikanan dan peternakan daerah tersebut.
“Terima kasih atas kepercayaan pak Bupati Lingga untuk bekerjasama dengan IPB, khususnya dalam pengembangan SDM pertanian, perikanan dan peternakan. Intinya, kami siap bantu dengan sumber daya yang kami miliki,” kata Herry, saat menerima rombongan Bupati Lingga Alias Wello di aula Rektorat IPB di Bogor, Rabu.
Menurutnya, IPB sebagai salah satu perguruan tinggi penghasil inovasi dan paten terbesar di Indonesia, sudah memiliki banyak pengalaman bekerjasama dengan pemerintah daerah.
Namun, ada beberapa daerah diantaranya hanya sebatas tanda tangan kerjasama, tanpa ada implementasinya.
“Saya berharap Kabupaten Lingga bisa langsung action, silahkan manfaatkan SDM yang ada pada kami. IPB ini memiliki jumlah dosen doktor terbesar di Indonesia. Lingga punya prospektif untuk IPB. Jangan biarkan kerjasama ini tidak berjalan,” ungkapnya.
Herry juga meminta Pemerintah Kabupaten Lingga tidak hanya puas pada capaian produk mentah saja. Namun, bagaimana mengolah dan mengemas produk mentah itu menjadi produk yang memberi nilai tambah bagi masyarakat.
“Prinsip-prinsip inovasi pertanian sudah banyak. Jangan sampai hanya produksi bahan mentah. Tapi, bagaimana produk tersebut terintegrasi dari hulu sampai ke hilir sehingga memberi nilai tambah bagi masyarakat,” tambahnya.
Sementara itu, Bupati Lingga, Alias Wello, menyampaikan apresiasinya atas sambutan dan peluang kerjasama yang diberikan oleh Rektor IPB beserta jajarannya.
Ia berjanji, dalam waktu tiga bulan ke depan, kerjasama pembukaan pendidikan vokasi D1 yang sudah disepakati tersebut segera dieksekusi.
“Saya sebetulnya tidak suka berlama-lama. Makanya, hari ini saya bawa lima orang pimpinan Organisasi Perangkat Daerah (OPD), Staf Khusus dan Konsultan untuk langsung menindaklanjuti kerjasama ini secara serius,” tegasnya.
Kabupaten Lingga yang berada di ujung paling selatan Provinsi Kepri itu, menurut Bupati Alias, memiliki potensi Sumber Daya Alam (SDA) yang luar biasa.
Namun, ketersediaan SDA yang besar itu, tidak didukung SDM yang handal yang mampu mengemasnya menjadi produk bernilai jual, yang ujungnya berdampak pada mensejahterakan masyarakat di daerah tersebut.
“Karena itu, dalam jangka waktu tiga bulan ke depan atau paling lambat bulan Juli 2017 ini, IPB sudah membuka program studi di luar kampus utama di Lingga, khususnya pendidikan vokasi D1,” katanya.
Dalam kesempatan itu, Awe sapaan akrab Bupati Lingga itu, menceritakan bagaimana besarnya perhatian Menteri Pertanian RI, Andi Amran Sulaiman terhadap pembangunan pertanian di wilayah perbatasan, khususnya Lingga untuk menghentikan dominasi pasokan pangan ilegal yang masuk ke Kepri melalui Singapura dan Malaysia.
“Ini energi positif yang ditularkan oleh pak Mentan saat kunjungan kerja ke Lingga bulan September 2016 lalu. Beliau langsung menetapkan Lingga sebagai basis pertanian organik di wilayah Kepri untuk menguasai pasar pangan organik Singapura dan Malaysia,” ungkapnya.
Untuk mewujudkan gagasan besar Mentan itu, lanjut Alias, Pemerintah Kabupaten Lingga tentu tidak boleh diam dan berpangku tangan.
Pada tahun anggaran 2017 ini, Kementerian Pertanian telah mengalokasikan kegiatan pencetakan sawah baru di Lingga seluas 3.000 hektar melalui program Upaya Khusus (UPSUS) bekerjasama dengan Markas Besar TNI Angkatan Darat.
“Bayangkan pak Mentan memberi alokasi cetak sawah baru untuk Lingga seluas 3.000 hektar. Sementara penyuluh pertanian kami hanya ada enam orang. Makanya, saya langsung mengambil langkah cepat minta bantu penyuluh pertanian dari Kabupaten Bone,” jelasnya.
Namun dia menyadari, kebijakan itu tentu tidak menjawab permasalahan dalam jangka panjang. Karenanya, perlu membangun SDM pertanian sejak dini melalui kerjasama dengan IPB. (*/mc lingga)