Lingga (Media Center) – Minimnya infrastruktur jalan, menjadi hambatan utama tumbuh dan berkebangnya potensi sektor pertanian yang dimiliki Kecamatan Lingga Timur. Kondisi jalan milik Provinsi yang semakin hari bertambah buruk itu, juga menghambat laju arus barang dan orang dari dan menuju 10 desa di wilayah tersebut.
Arpandi, salah seorang warga Lingga Timur mengatakan, sejauh ini infrastruktur jalan yang menuju wilayah tersebut cukup buruk. Wajar saja, karena jalan itu dibangun jauh sebelum Kepri mekar menjadi Provinsi sendiri.
“Jalan ke Lingga Timur sudah sangat buruk. Aspalnya sudah hancur. Itupun merata samapai 14 kilo. Bwlum lagi bukit-bukit terjal dilengkapi lobang dan parit bekas gerusan air di tengah tanjakannya. Kalau tidak menguasai jalan ini, besar kemungkinan akan terjatuh,” tutur Arpa.
Dijelaskan Arpa, sepanjang 14 kilo jalan rusak menuju Lingga Timur itu memiliki sedikitnya 4 bukit terjal yang sama. “Hanya bisa jalan di siang hari saja, kalau malam, jangan coba-coba,” ungkap Arpandi.
Sejak dibangun 20 tahun lalu, lanjut Arpandi, jalan milik Provinsi itu tidak pernah mendapat sentuhan pemeliharaan. Padahal, jalan itu merupakan akses darat satu-satunya menuju ke 10 desa di wilayah tersebut.
Arpandi mengatakan, dari informasi yang beredar menyebutkan jalan itu akan mendapat sentuhan pembangunan pada tahun 2016 ini. Namun, hanya sekitar 3 kilo saja. “Sisanya sekitar 11 kilo lagi kita tidak tahu. Kita berharap, jalan ini betul-!etul di perbaiki lah,” tuturnya.
Sementara itu, Paklong, tokoh masyarakat desa Limbung juga menyampaikan harapan yang sama. Bahkan Paklong merasa optimis, jalan itu akan segera dibenahi. Pasalnya, ia masih ingat akan janji almarhum Ayah Sani tahun 2015 lalu, akan segera membenahi jalan itu.
“Walaupun pak Sani tidak ada lagi, tapi kita yakin, penggantinya akan meneruskan cita-cita itu,” tutur pria berusia 60 tahunan itu.
Sementara itu, Bupati Lingga Alias Wello, yang mencanangkan program pertanian untuk wilayah tersebut, juga berharap hal yang sama, dimana jalan itu dapat segera dibenahi pihak Provinsi.
Awe juga akan mengupayakan, pembenahan akses jalan yang akan membuka simpul penghambat laju perekonomian masyarakat 10 desa di wilayah itu, dapat disambut baik oleh pihak provinsi dalam Musrenbang tingkat Provinsi dalam waktu dekat ini.
“Parah sekali. Ini sama seperti jalan balak,” ungkap Awe mengomentari kondisi jalan itu, saat kunjungannya meninjau potensi lahan sawah di Desa Bukit Langkap, beberapa waktu lalu.
Sumber: Koranpeduli