Lingga (Media Center) – Pasangan Kepala Daerah Kabupaten Lingga, Alias Wello dan Muhammad Nizar (Awenizar) meresmikan pembangunan mesjid Al-Hijrah, sempena memperingati momen setahun kerja memimpin daerah berjuluk “Bunda Tanah Melayu” tersebut.
Mesjid Al-Hijrah merupakan rumah ibadah yang sengaja dibangun untuk kebutuhan ibadah para PNS di lingkungan perkantoran pemerintah Kabupaten Lingga.
Bupati Lingga Alias Wello, sesaat sebelum meletakkan batu pertama pembangunan mesjid itu, Jum’at (17/2) menyampaikan, harapannya agar masjid yang rencananya berukuran 20×20 meter di atas tanah wakaf warga depan gedung daerah ini di desain dengan nuansa artistik ciri khas Melayu.
“Cari tukang terbaik sehingga bangunan masjid yang dibangun nanti betul-betul memuaskan. Sebelum puasa mesjid ini sudah bisa kita gunakan,” kata dia.
Sesuai komitmen awal, dijelaskan Alias Wello, pembangunan mesjid di lingkungan kantor Pemkab Lingga tersebut akan didanai secara swadaya, mulai dari tanah hingga bangunan fisiknya.
“Ini merupakan semangat luar bisa dari kita semua. Sedikit dari rejeki yang kita dapat, akan kita sumbangkan untuk pembangunan rumah Allah ini. Kita akan bahu-membahu mewujudkan cita-cita dalam waktu singkat,” ungkapnya dihadapan para PNS yang hadir di lokasi tersebut.
Alias Wello menyadari, yang namanya pembangunan dengan swadaya merupakan hal yang tidak mudah terealisasi dengan cepat.
“Ini tidak gampang, proyek pembangunan mesjid mengandalkan swadaya itu umumnya berjalan lambat, model siput. Tapi saya ingin sampaikan komitmen kita bersama, bahwa pembangunan ini akan kita selesaikan dalam tempo 3 sampai 4 bulan kedepan,” ungkapnya.
Dia berharap sangat berharap panitia pelaksana juga ikut berkomitmen memegang tanggung jawab berat itu.
Dalam pidatonya, Alias juga mengatakan akan mewakafkan batu bata untuk seluruh bangunan mesjid Al-Hijrah. Dalam dua hari kedepan, batu bata tersebut sudah mulai dikumpulkan di lokasi.
Setelah pembangunannya selesai dan sudah bisa digunakan beribadah, lanjut Alias, semua aktifitas rapat dan kegiatan perkantoran harus dihentikan ketika masuk waktu sholat.
“Jangan sampai namanya 2020, nanti jamaahnya cuma 20 orang. Makin lama semakin berkurang jamaahnya. Tinggal 1 (satu) Imam dan 1 (satu) makmum,” canda Alias.
Terkait pembangunan Masjid Agung, menurutnya, hal itu akan tetap diusahakan. Karena Mesjid Agung memang sudah lama menjadi cita-cita bersama masyarakat Lingga.
Pantauan media, agenda peletakan batu pertama pembangunan mesjid juga di sertai dengan penyerahan kartu nelayan, kartu asuransi nelayan, dan klaim asuransi nelayan atas nama Udin sebesar Rp 160 juta kepada perwakilan yang hadir.
Sebelum agenda tersebut, jajaran pemerintah Kabupaten Lingga menggelar apel peringatan setahun kerja Bupati dan Wakil Bupati Lingga di lapangan sepakbola Sultan Mahmud Riayat Syah III Daik Lingga. (HMS)