Lingga (Media Center) – Menginjak 100 hari kerja pertamanya, pasangan Bupati dan Wakil Bupati Lingga Alias Wello-Muhammad Nizar (Awenizar) sampaikan semua pencapaian dan hambatan program kerjanya kepada masyarakat. Penyampaianya tersebut dibalut dalam sebuah kegiatan “Expose Kinerja 100 Hari Awenizar”, di halaman kantor Bupati Lingga, Sabtu (4/5/2016) malam.
Wakil Bupati Lingga Muhammad Nizar dalam kesempatannya tersebut memaparkan, setelah 100 hari menahkodai Bunda Tanah Melayu, banyak hal yang telah ia amati dan pelajari baik dari sisi kelebihan maupun kekurangan kabupaten tersebut. Terutama di sisi administrasi pemerintahan yang menjadi fokusnya.
Merubah mainset aparatur sipil yang telah tertanam selama 12 tahun Kabupaten itu terbentuk, adalah hal yang paling berat baginya. Meskipun begitu, sejauh 100 hari masa kepemimpianannya sedikit menyentuh perubahan.
“Merubah mainset yang terbangun 12 tahun itu, yang menjadi berat sekali untuk kami lakukan. Namun alhamdulillah sudah nampak terbangun, khususnya di kalangan SKPD,” ungkapnya.
Menurutnya, sejumlah keberhasilan yang di dapat selama 100 hari pertamanya tersebut, tak terlepas dari ide besar dan upaya yang tanpa lelah dilakukan Bupati Lingga Alias Wello. Ide dan upaya pencapaian yang seharusnya lahir dari pemikiran SKPD belum terlihat.
“Pencapaian 100 hari ini belum ada yang lahir dari pemikiran serta upaya kalangan SKPD. Pencapaian program yang ada saat ini, datang dari ide dan usaha pak Alias Wello. Kedepan, kami minta lahir dari SKPD,” tuturnya.
Selain itu, hal menjadi catatan pentingnya adalah, menyangkut administrasi keuangan daerah. “Ini sangat berat, dengan aset yang tak terdata dengan baik selama ini, menjadi sangat sulit untuk memperbaikinya. Kedepan, ini akan menjadi tangung jawab semua pihak, bukan hanya DPPKAD saja,” terangnya.
Beberapa langkah awal untuk perbaikan administrasi keuangan tersebut, sudah berjalan. Seperti pelaporan realisasi fisik dari tiap SKPD secara rutin setiap bulannya.
“Sekarang ini, realisasi fisik tiap SKPD sudah harus di laporkan tiap tanggal 15 setiap bulannya, paling lambat jam 00:00 WIB,” ungkap Nizar.
Pada bulan maret itu, program penyampaian relaisasi fisik tiap SKPD itu berhasil terealisasi 100 persen. Namun, bulan berikutnya ada SKPD yang terlambat menyampaikan.
“Kita harus tegas, konsisten. Nanti pakai fakta integritas. Bagi SKPD yang tak mampu merealisasikan kerjanya, silakan mundur,” tegasnya didepan masyarakat dan jajaran SKPD yang hadir.
Dia berharap, ketegasan itu memberikan hasil bagi pencapaian target Kabupaten Lingga meraih predikat Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) untuk laporan keuangan Lingga tahun 2017.
Ditempat yang sama, Bupati Lingga Alias Wello (Awe) juga turut mengexpose progres kinerja pasangan Awenizar. Awe secara rinci memaparkan berbagai sisi telah mengalami peningkatan kearah yang lebih baik. Terutama sisi investasi di Lingga yang saat ini tengah bergairah.
Selain itu, perhatian penerintah pusat untuk mengucurkan anggaran yang lebih besar untuk pembangunan Lingga juga semakin baik. Hal itu, menurutnya, tidak terlepas dari usaha dan kerja keras semua pihak, serta dukungan yang kuat dari masyarakat.
Meski diakui Awe, tak semua program dalam 100 hari kerjanya berjalan dengan maksimal, namun hal itu akan tetap menjadi evaluasi pasangan pemimpin dengan semangat kerja tinggi tersebut, untuk mencapainya di 100 hari jilid II.
“Saya menyadari sisi pelayanan publik masih jauh dari harapan masyarakat, seperti pelayanan kesehatan, adminsitrasi kependudukan, pendidikan, dan sebagainya. Ini tetap akan menjadi prioritas kami di 100 hari jilid II,” ungkapnya.
Besar harapan Awe, apa yang telah ia upayakan untuk merubah Kabupaten Lingga kearah lebih baik, dapat terus di dukung masyarakat dan jajaran pemerintah di bawahnya. Karena menurutnya, tanpa dukungan dari semua pihak, Awenizar tidak akan mampu berbuat banyak.
“Kami telah berjanji untuk membangun kampung ini. Kami harapkan terus di dukung oleh semua pihak. Karena tanpa hal itu, kami tidak akan mampu,” tutupnya.
PEDULI
