Serius Garap Olahan Sagu, Pemkab Lingga Jemput Bola di Jakarta

Diposting pada

Lingga (Media Center) – Sejarah menorehkan tintanya, bahwa Lingga Bunda Tanah Melayu, telah pun dikenal dengan sagunya dan merupakan warisan dari zaman Sultan Sulaiman Badrul Alamsyah II (1857-1883) Yang Dipertuan Besar Riau Lingga ke IV.

Sultan Sulaiman Badrul Alamsyah II mengajukan dan menukarkan sawah padi dengan sagu (Rumbia) yang didatangkan dari Borneo Sarawak serta membuka industri sagu tahun 1860 dan masih dapat di rasakan hingga saat ini, sehingga menjadi lahan perkebunan bagi masyarakat Lingga pada umumnya dengan cara tradisional.

Kabupaten Lingga sebagai daerah penghasil sagu dengan kualitas terbaik, memiliki potensi yang sangat besar dan telah memiliki Indikasi Geografis sebagai bentuk pengakuan pemerintah pusat terhadap otentikasi kualitas sagu yang dihasilkan oleh Kabupaten Lingga.

Sertifikat Indikasi Geografis (IG) yang diserahkan oleh Kepala Kantor Wilayah Kementrian Hukum dan HAM Kepulauan Riau kepada Pemerintah Kabupaten Lingga pada april tahun 2019 lalu, diharapkan bisa memberikan nilai tambah, bagi penjualan sagu Lingga.

Adapun yang menjadi prioritas pemerintah daerah Kabupaten Lingga saat ini untuk jangka panjang adalah akan adanya pabrik pengolahan sagu, berupa bahan baku yang akan dikirimkan ke Bangka Belitung untuk diolah menjadi produk mie sagu, namun dengan brand “Sagu Lingga” yang perkiraannya mampu menghasilkan sekitar 200 ton/bulan; berupa sagu kering dan 400 ton/bulan sagu basah.

Potensi sagu Lingga dengan luas lahan dan produksi antara lain :

‌Kecamatan Lingga luas lahan 516.0 Ha, luas produksi 340.0 Ha, produksi Tepung Basah 840 ton, Konversi ke Tepung Kering 420.0 ton.

‌Kecamatan Lingga Timur luas lahan 2.465,5 Ha, luas produksi 791.0 Ha, produksi Tepung Basah1.341.0 ton, Konversi ke Tepung Kering 671.0 ton.

‌Kecamatan Lingga Utara luas lahan 295.0 Ha, luas produksi 225.0 Ha, produksi Tepung Basah 611.0 ton, konversi ke Tepung Kering 306.0 ton.

Adapun wilayah penghasil sagu di Kabupaten lingga saat ini terdapat di wilayah Kecamatan Lingga, Kecamatan Lingga Timur dan Kecamatan Lingga Utara. Hal tersebut dikemukakan pada Rapat Koordinasi Ketahanan Pangan dan Keamanan di wilayah Kabupaten Lingga yang dilaksanakan pada Kamis (10/06/2021) di ruang rapat Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) di Jakarta;

Hadir langsung dalam hal ini Bupati Lingga M. Nizar dan Dr. Ir. Hammam Riza, Msc. IPU selaku Kepala Deputi Bidang Argo Industri dan Bio Teknologi. Selain itu, juga tampak hadir Ketua DPRD Kabupaten Lingga, Forkopinda Kabupaten Lingga, Kepala DPKP Kabupaten Lingga, Camat Lingga, Kades Nerekeh. Sementara dari BPPT juga hadir Dr. Ir. Soni Solistia Wirawan, M.Eng,IPU (Deputi Kepala BPPT Bidang TAB), serta Ir. Arief Arianto. M.Sc (Direktur Pusat Teknologi Agroindustri).

Pertemuan ini diawali dengan diperkenalkannya peserta rapat dari Kabupaten Lingga oleh Bupati Lingga dan dilanjutkan dengan penyampaian paparan potensi Kabupaten Lingga dalam hal ini adalah Komoditi Sagu;

Hal ini adalah sebagai langkah menjajaki adanya kerjasama pemerintah daerah Kabupaten Lingga dengan BPPT terkait potensi sagu di Kabupaten Lingga untuk menjembatani program kegiatan produk olahan brand “Sagu Lingga” bekerjasama dengan perusahaan pembuat mie sagu di Bangka Belitung dalam rangka meningkatkan ketahanan pangan.

Selanjutnya dalam penyampaian yang di sampaikan oleh Kepala Deputi Bidang Argo Industri dan Bio teknologi bahwa BPPT; pihaknya akan terus mengupayakan dan membantu daerah dalam proses kerjasama dalam bentuk CSR dan Koperasi secara teknologi hulu (budidaya) maupun teknologi hilir (pengolahan) dengan keseriusan yang dimiliki oleh pemerintah daerah Kabupaten Lingga yang terus berkomitmen dan serius, maka BPPT akan segera membuat kajian-kajian untuk kerjasama terkait brand sagu dan pabrik pengolahan sagu di Kabupaten Lingga.

Diharapkan dikedepannya, produk olahan berupa mie “Sagu Lingga” ini, tak hanya menjadi cita-cita bersama masyarakat Lingga, namun bisa menjadi ‘buah tangan’ yang akan bisa dinikmati di mana-mana sebagai salah satu makanan kekinian, praktis serta bisa dinikmati oleh semua kalangan.

Tinggalkan Balasan