Proyek interior Museum Linggam Cahaya mulai dikerjakan

Diposting pada

LINGGA, MC – Proyek pemasangan interior museum linggam cahaya Lingga mulai di kerjakan, namun papan proyek pengerjaan belum juga di pasang. Kepala dinas kebudayaan dan pariwisata (kadisbubpar) Lingga, Junaidi Adjam yang menjadi Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK), meminta kepada kontraktor agar papan proyek di pasang terlebih dahulu baru dilaksanakan pengerjaan.

 ” Saya sudah kasih tahu kepada yang bekeja di dalam museum tersebut agar di pasang papan proyek dulu, baru dilaksanakan pengerjaan, karena saya tidak mau banyak pertanyan dari luar,” kata Junaidi.

Dia juga mengatakan bahwa proyek pemasangan interior tersebut Bukan proyek kecil, tetapi proyek besar.” Itu proyek APBN dananya Rp 1,6 Miliar, jadi pengerjaan tidak bisa sembarangan, pengerjaan proyek ini juga terbuka untuk  umum, jadi semua bisa mengawasi,” katanya.

Dia mengatakan, proyek pemasangan interior tersebut dimenangkan perusahan yang berasal dari luar Lingga.” Jadi memang kita harus benar-benar awasi karena yang akan memakai dan menikmati museum tersebut kita sendiri bukan mereka,” katanya.

Yang menjadi pemasalahan, saat ini adalah bahwa Junaidi Adjam, yang menjadi PPTK pengadaan interior tersebut, di pindahkan ke kantor lain, saat terjadi pergeseran seluruh kepala SKPD di Lingga. Saat ini Junaidi di percayakan menjadi kepala Badan Lingkungan Hidup (BLH).

Dia mengatakan, sesuai dengan Surat Keterangan (SK) Menteri pendidikan dan kebudayaan , bahwa yang ditunjuk sebagai PPTK adalah dirinya dan bendahara Disbubpar.” Jadi saya sudah  meminta kepada setda,  agar SK penunjukan saya sebagai PPTK di ubah karena saya bukan mengurus Disbubpar lagi, saya pasti urusin kantor saya,” katanya.

” Saya juga berharap meski nanti bukan saya yang mengurusi sampai selesainya pengadaan interior tersebut. Semoga  pemasangan interiornya sesuai dengan RAB yang sudah ada,” katanya.

Hal tersebut dikatakannya kerena, untuk mendapatkan dana pengadaan interior tersebut dari pusat mereka sudah bekerja keras.” Untuk mendapatkan dana dari pusat sebanyak itu tidak ngampang. Di Indonesia pariwisata yang mendaptkan dana paling besar dari pusat untuk pengadaan interior, hanya Kabupaten Lingga,” katanya lagi. (Ian/MC Kab. Lingga)

Tinggalkan Balasan