Lestarikan Adat Budaya, Pemkab Lingga Bersama Masyarakat Gelar Tradisi Mandi Safar

Diposting pada

Lingga (Media Center) – Demi melestarikan tradisi dan budaya Melayu di Kabupaten Lingga, Dinas Kebudayaan Kabupaten Lingga bekerjasama dengan Lembaga Adat Melayu Provinsi Kepri Kabupaten Lingga menggelar kegiatan Mandi Safar pada Rabu (21/10/2020) pagi.

Rangkaian acara dimulai dari iringan pawai jalan kaki siswa SMP N 3 Lingga dengan mebawa bunga manggar dan diiringi permainan music kompang (rebana) di lokasi pantai Armifa di Desa Persiapan Cempaka Kecamatan Lingga Kabupaten Lingga.

Kegiatan Mandi Safar yang setiap tahunnya dilaksanakan pada hari Rabu terakhir pada bulan Safar ini dihadiri oleh Bupati Lingga, Ketua LAM Kabupaten Lingga, Ketua TP PKK Kabupaten Lingga dan sejumlah pimpinan OPD di lingkungan pemerintah Kabupaten Lingga, tokoh masyarakat dan tokoh agama serta seluruh tamu undangan dan masyarakat yang tampak juga menghadiri acara ini.

Kepala Dinas Kebudayaan Drs. Azmi yang juga merupakan Ketua Lembaga Adat Melayu (LAM) Kabupaten Lingga dalam sambutannya menyampaikan bahwa pelaksanaan mandi safar ini dilaksanakan pada hari rabu terakhir pada bulan safar. Pelaksanaan mandi safar ini terangnya dengan cara mandi menolak bala yang disertai niat mandi dibulan safar, kemudian dilanjutkan dengan merendam wafaq yang bertuliskan ayat pada seperti kertas wafaq, sangku, daun macang dan papan tolak bala yang direndam dengan air bersih yang diisi kedalam tempayan atau wadah.

“Air yang direndam ini dapat digunakan untuk mandi dan juga boleh untuk diminum. Tradisi ini mengharapkan keredhaan Allah Swt agar dijauhkan dari bala bencana dunia dan akhirat” ujarnya.

Sementara itu, Bupati Lingga ditempat yang sama menyampaikan bahwa mandi safar ini adalah warisan budaya yang harus dilestarikan.

“Alhamdulillah tradisi mandi safar ini sudah dinobatkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda Provinsi Kepulauan Riau Kabupaten Lingga pada tahun 2018 oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan RI. Tentunya hal ini merupakan berkat kerja keras dan doa serta dukungan bersama oleh masyarakat Kabupaten Lingga.

Lanjutnya menambahkan tradisi mandi safar ini sudah bersebati dengan masyarakat di Lingga yang mempunyai makna penting bagi kehidupan masyarakat.

“Tradisi mandi safar ini mempunyai makna penting bagi hubungan hambanya dengan Tuhan, manusia dengan sesamanya dan manusia dengan lingkungan alam” sambungnya.

Usai menyampaikan sambutan, tradisi mandi safar ini dilanjutkan dengan pemandian secara simbolis kepada 13 orang anak-anak yang terdiri 7 laki-laki dan 6 perempuan. Prosesi pemandian kepada 7 anak laki-laki dilaksanakan oleh Bupati Lingga bersama perwakilan kepala opd dan tokoh masyarakat. Sementara prosesi pemandian kepada 6 orang anak perempuan dilaksanakan oleh Ketua TP PKK Kabupaten Lingga dan tokoh masyarakat perempuan.


Selain di Pantai Armifa, kegiatan tradisi mandi safar ini juga dilaksanakan diberbagai tempat yang ada di Lingga, salah satunya di Desa Resun, Desa Merawang di Lubuk Muncung serta beberapa tempat lainnya.