Lingga (Media Center) – Kabupaten Lingga sebagai salah satu peserta Seleksi Tilawatil Qur’an dan Hadist tingkat Provinsi Kepri, turut memeriahkan stand STQ yang bertempat di pinggiran kolam air mancur Tasik Tuah Gemilang, Taman Kota Kijang, Kecamatan Bintan Timur.
Diiringi hujan gerimis, acara yang dibuka oleh Ibu Setda Provinsi Kepri ini berlangsung hikmad dengan sebagaimana mestinya.
Dalam sambutannya, Ketua Dharma Wanita Persatuan Provinsi Kepri, Hj. Rismarini menyampaikan ungkapan terimakasih kepada seluruh Pemerintah Kabupaten dan Kota yang telah ikut serta menyemarakkan STQ ini.
“Dengan pembukaan STQ ini saya berharap dapat meningkatkan ekonomi masyarakat, khususnya para kaum perempuan dalam menghasilkan dan menyalurkan hobi terhadap kreasi kerajinan tangan dan potensi yang ada di Provinsi Kepulauan Riau,” ujarnya.
Ia menambahkan, dengan adanya STQ pada pelaksanaan STQH kali ini, bisa dijadikan sebagai motivasi untuk pengembangan ekonomi pada UKM-UKM dari kabupaten dan kota peserta STQH, sehingga kedepannya bisa dikembangkan menjadi oleh-oleh lokal daerah dari provinsi Kepri.
Apalagi saat berkunjung ke stand-stand STQ tiap kabupaten kota peserta, Risma yang didampingi para Ketua Tim Penggerak PKK dari kabupaten dan kota se-Kepulauan Riau melihat produk-produk yang ditampilkan sudah sangat beragam dan sangat bagus. Hanya saja kemasannya perlu sedikit ditingkatkan dan dimodifikasi demi menarik minat pembeli.
Saat kunjungannya ke stand terakhir, yakni stand kabupaten Lingga, beliau langsung disambut dan ditepung tawari oleh Istri Ketua LAM Kabupaten Lingga. Setelah prosesi adat tersebut dilaksanakan, beliau dihadiahi selembar tudung manto. Ia nampak sumringah dan terpesona dengan keindahan kain yang ia kenakan, khas buatan tangan terampil dari Kabupaten Lingga.
Sempena kunjungannya, beliau melihat-lihat aneka isi stand STQ yang diisi berbagai kerajinan tangan, dan promosi potensi wisata yang ada di Kabupaten Lingga termasuk juga makanan khas dan kreasi-kreasi lainnya yang diisi oleh Gabungan PKK Kabupaten Lingga dan Dekranasda serta GOW Kabupaten Lingga, serta beberapa OPD lainnya di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Lingga. Ia juga sempat mengabadikan momen kebersamaan dengan para penjaga stand yang dikelola oleh Dinas Kebudayaan dan Dinas Pariwisata Kabupaten Lingga tersebut.
Tak mau ketinggalan ragam dengan kulinernya, beliau pun menyempatkan diri mencicipi beragam makanan khas yang memang dimasak khusus untuk kunjungan beliau.
Pada kesempatan ini juga, beliau menyampaikan kekagumannya dengan bentuk stand Lingga yang tampak berbeda dari kebanyakan stand.
Perlu diketahui, dengan mengambil tema yang unik, Kabupaten Lingga memang selalu menghadirkan nuansa arsitektur yang berbeda dalam penampilan stand STQ pada perhelatan STQ tiap tahunnya. Kali ini, kabupaten Lingga menampilkan stand STQ dengan design huruf Lam Jalallah.
Adapun makna yang terkandung dari penggunaan huruf tersebut adalah cerminan dari konfigurasi yang akan terbentuk, ketika orang menepuk tepung tawar, biasanya bisa kita lihat pada prosesi adat perkawinan Melayu, yang merupakan urutan arah gerak alat perenjis.
“Tepuk tepung tawar memiliki makna yang sangat sakral dalam adat resam budaya melayu, dan itu ingin kita angkat, “kata Kepala Dinas Kebudayaan Kabupaten Lingga, yang jua merupakan Ketua Lembaga Ada Melayu Kabupaten Lingga, Muhammad Ishak.
Dalam resam adat Melayu istilah dan prosesi bertepok tepong tawar merupakan menifestasi yang memiliki filosofi sangat sakral. Prosesi ini juga diyakini mampu menjauhkan bala dan malapetaka dalam kehidupan, karena didalamnya terhimpun doa restu , harapan serta pesan dari tokoh adat, alim ulama dan petinggi negeri kepada seseorang.
Bagi masyarakat Kabupaten Lingga khususnya, sudah merupakan suatu adat dan adab untuk melaksanakan tepok tepong tawar, sehingga lazim dilaksanakan dalam beberape hal.
“Mulai dari menikah, pulang haji, calon pemimpin hingga khataman Alquran,” kata M.Ishak menambahkan.
Hingga malam hari, stand STQ Kabupaten Lingga masih ramai disinggahi oleh pengunjung yang datang dari berbagai daerah. Baik yang sekedar datang untuk berswafoto, sampai yang berbelanja untuk dibawa pulang sebagai oleh-oleh. (MC)