Empat Azam Wajah Lingga 2020

Diposting pada


Lingga (Media Center) – Masih dalam penyampaian Bupati Lingga dalam rapat koordinasi yang digelar oleh Bakesbangpol Lingga di gedung PSMTI Dabo Singkep, beliau pun memaparkan langkah-langkah besar kedepan yang sedang dan akan dijalankan oleh Kabupaten Lingga.

Bersama dengan saudara Nizar selaku wakil Bupati Lingga yang senantiasa low profile dan fokus untuk memanage Kabupaten Lingga, beliau merencanakan akan melahirkan langkah baru yang digadang-gadang mampu mempercepat perubahan wajah Kabupaten Lingga.

Dengan mengacu kepada Pertanian, Peternakan, Perikanan dan Pariwisata Unggulan yang merupakan “Empat Azam” yang akan digiring oleh Pemkab Lingga, menjadikan langkah-langkah besar ini tidak jauh-jauh dari orientasi tersebut.

Sebagai permulaan dari langkah tersebut, saat ini Kabupaten Lingga sudah memiliki sentra IKM pengolahan kelapa di Desa Resang yang membuat orang-orang dari luar Kabupaten Lingga sempat bertanya-tanya “Kok bisa Lingga yang penghasilan kelapanya tidak lebih besar dari Kabupaten Natuna, sudah memiliki sentra IKM pengolahan kelapa”. Hal itu jua lah yang bahkan menjadi bahan guyonan pada suasana rapat yang memang diseting layaknya acara Coffee Morning tersebut.

“Kalau nak tau, itu semua ada dalam kocek (red : saku) Pak Ngah kite lah” ujar beliau sambil bercanda. Suasana yang tadinya tegang dan penuh energi semangat, sontak menjadi cair dengan tawa hadirin peserta rapat.

Dalam jalinan suasana familiar dan penuh canda, Bupati Lingga dengan gaya santai dan sesekali melontarkan guyonannya, melanjutkan penjelasan arah kebijakan Pemkab Lingga kedepannya.

Beliau menginformasikan bahwa saat ini Pemkab Lingga sedang dan telah dalam proses pendirian Politeknik Pertanian demi mempersiapkan Sumber Daya Manusia yang mempuni dan mampu mengimbangi perkembangan arah kebijakan Kabupaten Lingga kedepannya. Yakni dengan menghadirkan 3 prodi sekaligus, yang rencananya akan dibangun di Dabo Singkep dengan memanfaatkan gedung Implacement Timah yang saat ini sedang dalam proses pengerjaan.

Nantinya dengan berdirinya Politeknik Pertanian ini, Kabupaten Lingga tidak akan kekurangan Sumber Daya Manusia yang akan menjalankan roda inovasi di Kabupaten Lingga.

Ide besar ini lahir dari mimpi sosok Bupati Lingga yang terkenal sebagai seorang “Konseptor“. Dengan segudang ide-ide cemerlang yang dimilikinya, tak henti-hentinya beliau melahirkan ragam inovasi yang bahkan tak terpikirkan oleh kita.

Bergerak sedikit ke sektor lain, kali ini beliau ingin mewujudkan mimpi lamanya yang sedang dalam proses perwujudan. Dalam waktu dekat, beliau menyebutkan bahwa Kabupaten Lingga akan memiliki air kemasannya tersendiri.

Beliau mencanangkan akan membangun pabrik pengemasan air mineral yang rencananya akan mengambil lokasi di Air Terjun Resun. “Nanti kalau mesin yang kita pesan sudah sampai, baru kita produksi air mineral kita sendiri. Jadi setiap ada event-event besar atau acara seperti ini, wajib kita menggunakan air dari produksi negeri sendiri. Kalau ada OPD yang tak mau minum air kita, akan bertanggung jawab kepada saya, yang artinya OPD tersebut tidak mencintai produk daerahnya” ujarnya.

Rencana beliau memilih Air Terjun Resun sebagai pabrik air kemasan tersebut adalah melalui hasil riset dan perbandingan yang beliau bawa hingga keluar negeri yang menyatakan bahwa air tersebut adalah yang terbaik di Kepulauan Riau, sehingga sangat potensial untuk dijadikan air dalam kemasan.

“Tidak hanya untuk konsumsi di Lingga saja, selanjutnya kita akan kuasai pasar Kepri dengan air Gunung Daik dalam kemasan. Insya Allah komitmen kita, sebelum Januari 2020 kita sudah bisa menikmati air tersebut, ” ungkap beliau.

Tidak hanya sampai disitu, Pemkab Lingga juga sudah mulai menjajaki pembangunan Pabrik Pengolahan Ikan dan Pakan Ikan terbesar di Kepri yang opsi pembangunannya direncanakan akan  mengambil salah satu dari dua lokasi strategis yang ada di Kabupaten Lingga. Yakni di Desa Penuba ataupun di lokasi yang tidak  tidak jauh dari Pelabuhan Sungai Tenam; yang terdiri dari pabrik pengolahan tepung ikan dan filet ikan, serta pengolahan pakan dengan ikan, dengan catatan  bahwa kesemuanya itu berjalan on the track pada November ini.

“Mudah-mudahan DPRD menyetujui proposal pendirian pabrik tersebut” ujarnya.

Ia memaparkan bahwa, dengan kemampuan produksi mesin yang mampu menghasilkan 600 kilo pakan ikan perjam, ia hanya akan menargetkan 1,2 ton saja untuk tahap awal produksi perharinya.

Sedangkan untuk bahan baku produksinya, selain berupa ikan dalam jumlah yang besar, proses produksi ini juga akan menyerap 400 kilogram tepung sagu dalam sekali produksinya, serta 20% jagung. Artinya dari hulu hingga hilir mampu memaksimalkan penyerapan bahan baku asli daerah.

Untuk itulah dalam waktu dekat ini, beliau akan menginstrikan dinas pertanian untuk menanam jagung secara besar-besaran untuk memenuhi kebutuhan produksi pabrik tersebut.

“Jadi kedepannya, ikan-kan tangkapan nelayan bisa langsung dijual ke Pabrik, baik kecil ataupun besar, tanpa orientasi untuk ikan keluar negeri seperti yang selama ini dilakukan oleh para penampung ikan yang kerap merugikan nelayan,” kata beliau.

Namun pada tahap awal ini, kita terpaksa mendatangkan ikan nila dari Jambi terlebih dahlu untuk produksi pakan ikan tersebut. Baru setelah berjalan, kita akan memasok sendiri ikan hasil dari produksi Kabupaten Lingga bekerjasama dengan dinas Perikanan, LSM dan Karang Taruna yang ada di Kabupaten Lingga.

“Kita harus berani dan memiliki keyakinan serta menjauhi pemikiran konservatif. Jadi sifat untuk gampang menyerah dengan keadaan harus kita tinggalkan. Harus kita set dalam paradigma kita, ‘One Policy On Goals’ paparnya ber api-api; hingga seluruh peserta rapat terkesima dengan pemaparan beliau,yang pada akhirnya tak terasa sudah 2 jam waktu berlalu. (RS)

Tinggalkan Balasan