Daik Lingga Sudah Punya Rumah Tekat Tudung Manto

Diposting pada

Foto: Rumah tekat tudung manto di Daik Lingga dibangun melalui dana PKKPM. Hasbi

Lingga (Media Center) – Bangunan Rumah Tekat Tudung Manto di Daik Lingga selesai dibangun dan di serahterima kepada kelompok usaha kerajinan sulam khas melayu di Daik Lingga. Bangunan itu membawa harapan keberlangsungan kain tutup kepala tradisi Melayu Lingga-Riau yang kini sudah menjadi warisan budaya nusantara.

Said Asy’ari, Lurah Daik mengatakan, Rumah Tekat Tudung Manto di Kampung Mentok di beri nama Halimah. Sebab, bangunan yang dibangun melalui dana PKKPM dari kemeterian Desa tersebut, berada diatas tanah hibah dari keluarga Datok Bandar, salah seorang petinggi Kesultanan Lingga-Riau.

“Kita beri nama Halimah. Ia adalah, istri dari Datok Bandar yang menghibahkan tanah ini. Kita sangat berterimakasih. Adanya Rumah Tekat Tudung Mano Halimah ini, sebagai jawaban dari Bunda Tanah Melayu yang berpusat di Daik. Kota yang penuh akan sejarah dan budayanya,” kata Ari saapan akrabnya saat serah terima dan selamatan atas selesainya pembangunan tersebut, Kamis, (14/4/2016) sore.

Desain rumah tekat dikatakan Ari, juga sengaja dibangun dengan arsitektur melayu daik. Ornamen, ukiran, lebah bergantung, tunjuk lagit sengaja dibuat dengan bahan kayu yang menambah elegan bangunan tersebut. Terdapat juga ruang tamu, galeri dan ruang pengrajin yang cukup menampung 20 orang.

“Kita harapkan, rumah ini dapat meningkatkan taraf ekonomi ibu-ibu pengrajin. Menghidupkan prodak budaya. Sementara untuk 20 orang pengrajin, kita harapkan terus bertambah terlebih kepada generasi muda untuk bisa belajar kebudayaan. Bisa melihat dan belajar langsung nanti disini, setelah kita resmikan tentunya,” sambung Ari.

Dalam waktu dekat, peresmian akan segera dilakukan. Menunggu jadwal kosong Bupati Lingga, Alias Wello yang ia harapkan dapat menjadi orang pertama yang meresmikan rumah tekat, sebagai salah satu ikonik dan pusat kerajinan di Bunda Tanah Melayu.

Selain rumah tekat tudung Manto Halimah, kelurahan Daik kata Ari juga sedang menyelesaikan lagi sebuah Rumah Sagu yang dibangun dikampung Melukap. Menjadi pusat oleh-oleh makanan olahan sagu dan meningkatkan produktifitas sagu Lingga.

“Ada satu lagi, rumah sagu yang sedang kita siapkan. Kita harapkan nanti, Pak Awe langsung yang meresmikan,” tuturnya.

Ia berharap, dua bangunan ini nanti menjadi tonggak awal ekonomi kreatif warga Daik, yang didaulat sebagai Bunda Tanah Melayu. Agar semakin siap, dengan kunjungan-kunjungan budaya yang tentunya dengan penataan yang lebih baik.

Kedepan, produktifitas kreativitas ini, dengan harga tudung manto yang laku dipasaran Kepri, Singapura dan Malaysia serta semenanjung melayu, dengan harga berfariasi mulai dari Rp 1 juta sampai Rp 1,5 juta dan di malaysia bisa mencapai Rp 17 juta akan meningkatkan prekonomian warga kabupaten Lingga. 

 

Sumber: Koran Peduli

Tinggalkan Balasan