Lingga (Media Center) – Dari Subuh lantunan takbir, tahmid dan tahlil tiada henti-hentinya bersahutan antara satu masjid dengan masjid lainnya. Antara satu kampung dengan kampung lainnya sebagai bentuk rasa syukur menyambut datangnya 10 Dzulhijah 1440 Hijriyah. “Hari Raya Idul Adha tahun 2019.
Pada kesempatan ini, Bupati Lingga H.Alias Wello beserta keluarga dan anak-anak menyempatkan diri melaksanakan sholat Idul Adha di lapangan Merdeka Dabo Singkep (10/08/2019) yang sebelumnya juga menghadiri pawai takbir tadi malam di Dabo Singkep.
Tampak Bupati Lingga duduk di shaf paling depan di dampingi pengurus masjid Al-Falah, Pengurus DPD Muhammadiyah Kabupaten Lingga H.Ali Thamrin dan M.Zein Chaniago. Di shaf kedua terlihat beberapa Kepala OPD serta pejabat Pemkab Lingga dan Pejabat Vertikal lainnya.
Drs. Fauzul Hasmi mewakili pengurus masjid Al-Falah melaporkan bahwa, untuk tahun ini jamaah yang ikut serta berkurban sebanyak 56 orang Sohibul Qurban atau 8 ekor sapi. Alhamdulillah dengan kerja keras panitia mulai menghimbau, menjalankan tabungan qurban, target hewan qurban tercapai, Insya Allah daging qurban ini akan disalurkan kepada fakir miskin dan orang-orang yang berhak menerimanya pada hari ini juga setelah penyembelihan hewan qurban difokuskan pelaksanaannya di halaman belakang masjid Al-Falah. Adapun penyembelihan hewan qurban ini masuk tahun ke-28.
Sementara infaq jamaah menjelang sholat Idul Adha ini terkumpul lebih kurang 6 juta Rupiah. Tampak Bupati Lingga memberikan bantuan sekaligus tanpa rasa sungkan turut membantu menghitung jumlah infaq yang terkumpul bersama panitia beberapa menit sebelum diumumkan jumlahnya. Kebersamaan ini sekaan silaturahim beliau bersama jemaah masjid Al-Falah. Sebagai tambahan, beliau juga jemaah aktif dan pengurus DPD Muhammadiyah serta donatur tetap setiap ada kegiatan keagamaan di masjid ini dari dulu hingga saat ini. Inilah bentuk kecintaan beliau demi kemajuan Islam.
Bertindak selaku khatib dan imam adalah ustad Jumadi,S.Pd; beliau menyampaikan agar perkembangan zaman dan arus globalisasi jangan sampai dampaknya bisa menghilangkan kemurnian ketahuhidan kita kepada Allah SWT, oleh sebab itu mari kita masuk dan menjalankan segala syariat Islam secara kaffah, mulai darir hati, pikiran dan perbuatan kita semata-mata karena Allah SWT. Keluarga terutama anak-anak harus dijaga dan dibimbing agar jangan sampai aqidahnya rusak.
Perbuatan menyekutukan Allah dengan apapun menjadikan kita sebagai seorang musyrik yang merupakan kebalikan dari ajaran ketahuhidan. Syirik adalah dosa yang tak bisa diampuni kecuali dengan taubat nasuha. “Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni segala dosa yang selain dari syirik itu, bagi siapa yang dikehendakinya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, maka sesungguhnya Ia telah berbuat dosa yang besar,” (An-Nissa : 48).
Islam sebagai agama tauhid dengan sumber utamanya Al-Qur’an, kisah Nabi Ibrahim sesungguhnya cerminan bagaimana beliau menegakkan aqidah dan ketauhidan kepada Alah SWT, sehingga dalam kesehariannya kita harus berlandaskan AL-Qur’an. Begitu juga dalam membangun negeri, ajaran Islam harus menjadi pondasi sehingga terwujud “Baldatun Thoyyibatun Wa Rabbun Ghafur”.
Selesai sholat, para jemaah bersalaman. Tampak Jemaah saling berebutan silaturahim untuk bersalaman dengan orang nomor satu di Bumi Bunda Tanah Melayu ini.