Lingga (Media Center) – Bupati Lingga Alias wello, mengajak seluruh elemen masyarakat dan pemerintah di Kabupaten Lingga untuk lebih peduli terhadap hak-hak anak. Hal itu ia sampaikan saat membuka kegiatan rapat advokasi kebijakan perlindungan anak yang di gelar KPPAD bersama stakeholder, di aula Hotel Lingga Pesona, Rabu (20/04/2016).
Menurutnya, anak sebagai generasi penerus perlu mendapat perhatian khusus bagi semua, terutama pihak terkait seperti KPPAD, Kepolisian, Kejaksaan dan jajaran pemerintah.
“Sejauh ini, kepedulian kita terhadap hak dan kewajiban anak masih sangat minim, tahun lalu saja tercatat 35 kasus anak yang terjadi di daerah ini,” kata Alias Wello.
Jumlah tersebut, lanjutnya, kalau di kaji kembali, terhitung cukup tinggi. Karena, dengan 35 kasus sepanjang tahun 2015, artinya ada sedikitnya 3 kasus pelanggaran hak dan kewajiban anak dalam satu bulannya. Atau bisa di sebut, 1 kasus dalam 10 harinya.
“Angka ini luar biasa sekali. Perlu adanya sinergi antar lini untuk menekan angka pelanggaran dan perlindungan anak ini. Anak merupakan generasi muda yang memegang peran penting bagi masadepan bangsa,” tuturnya.
Dari yang ia ketahiu, dalam satu dasawarsa terakhir, hak-hak anak semakin terperpatikan. Ini dapat dilihat dari banyaknya aturan yang mengatur tentang hak sampai kewajiban anak, mulai dari UU, Perda, sampai ke Perbup.
Hanya saja, dalam penerapannya, khusus di daerah Kabupaten Lingga, saat ini masih jauh dari optimal. Tugas kita semua, mencari cara mengoptimalkan aturan ini kedepan,” ungkap Awe, sapaan akrabnya.
Terlepas dari upaya pemerintah dalam melindungi hak anak, awe juga mengharapkan, ada peran serta lapisan masyarakat seperti LSM yang mendedikasikan kelembagaan dalam mengususng hak-hak anak tersebut.
“Sekarang ini, yang banyak di Lingga ini hanya LSM Kontraktor dan LSM pertambangan saja. LSM yang peduli terhadap hak anak, nyaris tak terdengar,” ungkapnya, dibalut sedikit canda.
Kedepan, Awe berharap, semua sektor mampu bersinergi dan bersungguh-sungguh memberikan perhatian terhadap anak. “Anak ini ibarat kertas putih. Tergantung kita, lingkungan keluarga dan sekitarnya lah yang memberikan warnanya,” tutupnya. (MC Lingga)