Lingga (Media Center) – Keberhasilan Pemkab Lingga mengusulkan Sultan Mahmud Riayat Syah III menjadi Pahlawan Nasional ternyata membuat Pemerintah Kabupaten Siak datang dari jauh untuk ‘berguru’ ke Lingga.
Hal tersebut diungkapkan Rozi dari Bappeda Kabupaten Siak saat rapat studi tiru yang digelar di Ruang Rapat Kantor Bupati Lingga pada Selasa (26/11/2019) malam di Daik Lingga.
Pada pertemuan tersebut, Rozi bersama 12 orang perwakilan dari Bappeda, Dinsos Kabupaten Siak dan Tim TP2GP Provinsi Kepri diterima oleh Asisten Pemerintahan Setda Lingga H.Rusli, yang didampingi oleh Kadis Kebudayaan M.Ishak dan Kadinsos Nurmadiah. Selain itu, juga hadir zuriat Sultan Mahmud Riayat Syah Saodah, Ketua MUI Kabupaten Lingga Badiul Hasani, serta Imam besar Masjid Sultan Lingga H.Abdul Gani.
“Atas nama Pemkab Lingga, kami menyambut baik kedatangan Pemkab Siak yang telah datang jauh-jauh dari Riau. Mudah-mudah dengan kedatangan ini, maksud dan tujuan rekan-rekan sekalian bisa tercapai,” kata Rusli.
“Kami juga berterimakasih atas kunjungan ini, semoga kerjasama ini bisa bermanfaat dan berlangsung dengan baik,” pungkasnya.
Selanjutnya Rozi sebagai juru bicara dari rombongan tersebut mengungkapkan bahwa kedatangan mereka melaksanakan studi tiru tersebut adalah atas amanat Bupati Kabupaten Siak yang ingin mengusulkan Tengku Buang Asmara sebagai Pahlawan Nasional.
“Kami belajar kesini untuk belajar banyak dari Lingga. tidak hanya mendengarkan, tapi juga ingin menerima masukan agar kedatangan kami mampu mewujudkan Tengku Buang Asmara menjadi pahlawan Nasional” kata beliau.
Meskipun Provinsi Kepulauan Riau telah memiliki Pahlawan Nasional yang saat ini namanya telah diabadikan sebagai salah satu nama bandara di Pekanbaru, yakni Sultan Syarif Kasim II, namun menurut Rozi, anugerah Pahlawan Nasional tersebut mereka peroleh saat masih tergabung dengan Bengkalis dan terbentuk membentuk Kabupaten Siak, sehingga pengusulan nama baru ini merupakan target Bupati Siak kedepannya.
Menanggapi hal tersebut, M.Ishak selaku Kepala Dinas Kebudayaan yang sekaligus merupakan Ketua LAM Kepri Kabupaten Lingga membagikan pengalamannya bersama tim saat proses pengajuan Sultan Mahmud Riayat Syah III sebagai pahlawan nasional pada tahun 2017 lalu.
Beliau menceritakan bahwa untuk mewujudkan hal tersebut, mereka telah menempuh perjuangan panjang yang sangat berliku. Mulai dari penelusuran fakta-fakta sejarah, pengumpulan berkas dan dokumen pendukung hingga ke luar negeri, hingga menjalin kerjasama dengan berbagai sejarawan dan budayawan nasional.
Berbagai seminar dan penulisan pun digelar untuk menyempurnakan pengusulan tersebut. Mulai dari seminar tingkat Kabupaten, Provinsi, bahkan Nasional pun pernah dilakoni oleh Pemkab Lingga demi mewujudkan gelar Pahlawan Nasional bagi Sang Ahli Gerilya Laut Sultan Mahmud Riayat Syah III.
Penjelasan panjang lebar pun dijabarkan, hingga beliau menyampaikan bahwa ada beberapa kunci penting yang harus dipegang dalam pengajuan gelar kepahlawanan tersebut, yakni adanya pengakuan dunia internasional terhadap sosok pahlawan yang akan diusulkan, serta keahlian spesifik apa yang dimiliki oleh sosok tersebut.
Dan poin yang tak kalah penting dari kesemuanya itu adalah sketsa wajah dari sosok yang dimaksud, agar lebih mudah untuk dikenali dan disosialisasikan kepada masyarakat.
“Dari berbagai penjelasan tersebut, sedikit banyak telah memberikan gambaran kepada kami tentang apa saja yang harus ditambah dan harus diperbaiki. Masih banyak PR bagi kami untuk penyempurnaan dokumen dan persyaratan” kata salah seorang perwakilan rombongan.
Diskusi tersebut diakhiri dengan penyerahan cenderamata dari kedua belah pihak dengan harapan akan mampu mempererat tali silaturahim antara negeri serumpun Melayu yang selama ini telah terjalin baik. (RS)