Pemkab Lingga Gelar Malam Syukuran HUT RI

Diposting pada

Lingga (Media Center) – Sempena memperingati hari ulang tahun Republik Indonesia yang ke-74, Pemkab Lingga menggelar malam syukuran dan  pergelaran budaya Nusantara di halaman kantor Bupati Lingga. (18/08/2019).

Mewakili Bupati Lingga, Asisten I Setda Lingga berkesempatan untuk menyampaikan sambutannya dalam acara tersebut.

Dalam acara yang ditaja oleh Dinas Kebudayaan Kabupaten Lingga tersebut, beliau menginformasikan bahwa belum lama ini, Pemkab Lingga telah berhasil mendaftarkan 16 Warisan Budaya asal Kabupaten Lingga sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) yang telah di inventarisir melalui Kementerian Kebudayaan Republik Indonesia. Hal tersebut tentunya sudah melalui tahapan yang cukup panjang.

“Ternyata Kabupaten Lingga banyak memiliki warisan-warisan budaya yang bukan merupakan benda, yang setelah kita usulkan melalui dinas Kebudayaan, dari sekian banyak 16 diantaranya berhasil diakui menjadi warisan tak benda kita,” kata beliau.

Melalui kerjasama yang baik antara Dinas Kebudayaan Provinsi, Balai Pelestarian Adat Provinsi Kepri serta Dinas Kebudayaan Kabupaten Lingga, dari sekian banyak yang diusulkan, 16 yang diakui ternyata kesemuanya berasal dari Kabupaten Lingga.

“Kita sangat bersyukur dan sangat mengapresiasi kinerja dan koordinasi yang sangat baik antara Dinas Kebudayaan Lingga dengan pihak provinsi Kepri, hal ini sangat membanggakan bagi kita, karena bertepatan dengan moment kemerdekaan, sehingga menjadi kado yang manis untuk kita semua,” tambahnya.

Diantara 16 WBTB yang telah ditetapkan tersebut, diantaranya adalah tradisi ‘Basuh Lantai’, ‘Tujuh Likur’, ‘Pintu Gerbang Lingga’, ‘Gasing’, ‘Kepurun Lingga’, dan lain sebagainya, sehingga total dari yang telah tercatat adalah sebanyak 25 WBTB asal Kabupaten Lingga.

Hal ini membuktikan bahwa Dinas Kebudayaan Kabupaten Lingga terus berusaha mendukung pelestarian kekayaan warisan budaya Melayu. Namun demikian bukan berarti budaya lain dikesampingkan, karena bukan hanya suku Melayu saja yang tinggal di Bunda Tanah Melayu, melainkan beragam suku lain pun turut hadir dan menyemarakkan kekayaan aneka ragam budaya di Kabupaten Lingga.

Diantaranya adalah dari suku Batak, Padang, Bugis, Jawa, Banjar, Aceh, marga Tionghoa dan sebagainya. Hal adalah sebagai perwujudan Bhinneka Tunggal Ika, meski berbeda namun kerukunan tetap selalu terjaga.

Dengan adanya kegiatan ini diharapkan mampu mempererat persatuan dan kesatuan yang selama ini terjalin di Kabupaten Lingga. Disamping itu, kegiatan ini juga merupakan wadah bagi para seniman untuk menyalurkan kreativitas seninya, sehingga bisa menjadi hiburan bagi masyarakat dalam peringatan HUT Republik Indonesia yang ke-74 ini.

Tampak hadir pada acara tersebut Kepala Dinas Kebudayaan Kabupaten Lingga, Danramil Lingga, Ketua Dharma dan Ketua GOW Kabupaten Lingga,  Para kepala FKPD dan Kepala OPD, para tokoh masyarakat, tokoh agama, Camat, Lurah dan Kepala Desa serta BPD, juga dari Paguyuban Suku dan Seni serta para seniman dan masyarakat setempat.

Ragam kesenian dari berbagai kalangan turut mengisi acara tersebut, mulai dari dari anak-anak yang menampilkan tarian kreasi, hingga para seniman dewasa yang menampilkan tari Melayu, bahkan hingga penampilan Reog Ponorogo yang berhasil menyedot perhatian pengunjung pada malam tersebut.

Tampak antusiasme warga menyaksikan acara tersebut, larut dalam kegembiraan mengisi peringatan hari ulang tahun Republik Indonesia.
Harapan masyarakat, semoga kegiatan semacam ini kedepannya bisa menjadi agenda rutin setiap tahunnya agar para generasi muda bisa mengenal dan mencintai ragam khazanah budaya di negeri tercinta.(RS)

Tinggalkan Balasan